BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air
adalah salah satu kebutuhan makhluk hidup di muka bumi ini. Dalam kehidupan
ini, air tawar merupakan salah satu kebutuhan pokok, begitu juga peranannya di
atas kapal. Penyediaan air tawar di atas kapal sangat besar manfaatnya antara
lain untuk kebutuhan awak kapal, juga sebagai penunjang operasional
kapal,misalnya sebagai pendingin mesin induk, pendingin mesin bantu,dan untuk
pembersihan tangki ( Tank Cleaning )
serta kegiatan lain diatas kapal. Pada umumnya kebutuhan air tawar di penuhi
oleh supply dari darat, dan tentunya
hal ini memerlukan biaya yang cukup besar untuk bunker air tawar dan juga memerlukan waktu yang cukup lama.
Bilamana
kapal akan berlayar jauh dan membutuhkan waktu yang lama maka kapal tersebut
harus menampung air tawar dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini jelas dapat mengurangi jumlah muatan yang
diangkut oleh kapal. Selain itu juga mempunyai resiko yang cukup besar apabila
dalam pelayaran, air tawar habis. Maka dari itu untuk kapal-kapal sekarang pada
umumnya untuk memenuhi kebutuhan air tawar di atas kapal perlu adanya pesawat
yang dapat mengolah air laut menjadi air tawar.
Berdasarkan
keadaan tersebut di atas untuk memenuhi kebutuhan air tawar diatas kapal
diperlukan sebuah pesawat bantu yang dinamakan Fresh Water Generator yang mampu
memproduksi air tawar dengan cara mengolah air laut menjadi air tawar melalui
suatu proses penyulingan. Fresh WaterGenerator ini mampu memproduksi air tawar dalam jumlah yang besar selama
kapal berlayar di laut. Akan tetapi pada saat penulis melakukan praktek laut terjadi
penurunan produksi air tawar pada pesawat bantu ini, yang normalnya mampu
memproduksi air tawar hingga 15 ton per
hari turun menjadi 9 ton per hari. Penurunan produksi terjadi kurang lebih
hampir 3 bulan di atas kapal, dari bulan
Desember - Februari . Perjalanan kapal di sekitar daerah Asia yaitu dari
Kalimantan - Indonesia, China, Australia. Hal ini terjadi karena beberapa
faktor yang mengakibatkan terjadinya penurunan produksi air tawar. Dan itu
mengakibatkan terganggunya kinerja pada kapal MV. DEWI LAKSMI, dimana penulis
melakukan praktek laut.
Dengan
mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam skripsi ini penulis
mengangkat judul:
”MENGOPTIMALKAN KERJA FRESH
WATER GENERATOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKSI AIR TAWAR UNTUK OPERASIONAL
KAPAL MV. DEWI LAKSMI ”
Penulis
berharap dapat lebih memahami dan mengetahui lebih jauh mengenai pentingnya Fresh
Water Generator di atas kapal. Disamping itu yang mendorong penulis
mengangkat judul ini karena ingin tahu bagaimana mengambil tindakan untuk
mengatasi masalah-masalah yang timbul pada pesawat tersebut.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas penulis
mengindentifikasikan masalah, yaitu :
1. Rendahnya tekanan air laut dari pompa
ejector menyebabkan turunnya produksi air tawar.
2. Terdapat endapan garam pada pelat
evaporator pesawat Fresh Water Generator.
3. Terjadinya penurunan kevakuman pada
pesawat Fresh Water Generator dimana
terjadi kebocoran dalam sistem.
4. Tidak dilaksanakannya perawatan yang
sesuai dengan buku petunjuk pengoperasian diatas kapal.
C. BATASAN MASALAH
Untuk
menghindari terjadinya perluasan pada masalah dan pembahasannya, maka dalam
menyusun skrisi ini penulis hanya membahas tentang faktor-faktor yang menjadi
penyebab dari tidak optimalnya Fresh
Water Generator dalam produksi air tawar, yaitu :
1. Rendahnya tekanan air laut dari pompa
ejector menyebabkan turunnya produksi air tawar pada Fresh Water Generator.
2. Terdapat endapan garam pada pelat
evaporator pesawat Fresh Water Generator.
3. Terjadinya penurunan kevakuman pada
pesawat Fresh Water Generator dimana terjadi kebocoran dalam sistem.
D.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
identifikasi latar belakang masalah, ada
beberapa masalah yang di dapat
oleh penulis selama melakukan praktek laut dan dalam waktu yang relatif
terbatas untuk penulis di dalam melakukan pengamatan maka perumusan masalah
yang akan di ambil oleh penulis adalah :
1.
Apakah yang menyebabkan rendahnya tekanan air laut
dari pompa ejector ?
2.
Bagaimanakah cara mengatasi terjadinya endapan garam
pada pesawat Fresh Water Generator ?
3.
Apakah penyebab tidak tercapainya tingkat kevakuman
pada Fresh Water Generator?
E.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penilitan
a. Guna mengetahui cara mengatasi rendahnya
tekanan air laut dari pompa ejector.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi
endapan garam pada pelat evaporator pesawat Fresh
Water Generator.
c. Untuk mengetahui mengapa tidak tercapainya
kevakuman pada Fresh Water Generator dan
bagaimana cara mengatasinya.
2. Manfaat
Penelitian
a. Bagi penulis
Sebagai
bekal buat penulis untuk menjadi masinis kapal yang bertangung jawab atas kelancaran
operasional kapal.
b. Bagi Pembaca
Untuk
memberikan kontribusi ilmu pengetahuan sehinga para pembaca sedikit banyak bisa
mengerti dan memahami penyebab tidak optimalnya Fresh Water Generator.
c. Bagi Akademi
Bahwa penelitian ini
diharapkan mampu dan bermanfaat untuk menambah perbendaharaan ilmu.
F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk
mempermudah penyusunan dan pemahaman skripsi ini, penulis akan menguraikan
skripsi ini secara sistematika ini terdiri dari lima bab, dimana setiap babnya
saling terkait satu dengan yang lainnya,
sehingga terwujudnya sistematika sesuai dengan buku pedoman penulisan skripsi
program D IV untuk program studi teknika di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta. Maka dalam skrpsi ini penulisan dilakukan dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I. PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan dan
kegunaan dari pada penelititan, perumusan masalah, pembatasan masalah dan
sistematika penulisan.
Bab II. LANDASAN
TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang teori yang berhubungan dengan pembahasan
judul skripsi penelitian sebelumnya, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, dan
hipotesis.
Bab III. METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang waktu dan tempat penelitian teknik
pengumpulan data dan teknik analisis.
Bab IV. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan tentang pembahasan deskripsi data, analisis data,
alternatif pemecahan masalah, evaluasi pemecahan masalah dan pemecahan masalah.
Bab V. PENUTUP
Pada bab ini berisi
kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
Fresh Water Generator sebagai
salah satu pesawat yang berfungsi memproses air laut menjadi air tawar diatas
kapal harus selalu terjaga kondisinya agar dapat memberi tambahan/cadangan air
tawar ke dalam tangki penampung air tawar untuk keperluan sehari – hari diatas
kapal, misalnya untuk kebutuhan rumah tangga kapal yaitu : masak, mencuci,
mandi, dll. Sedangkan untuk kebutuhan mesin kapal yaitu sebagai pendingin mesin
induk dan generator, pada kapal tanker digunakan sebagai pencuci tanki muatan,
dll. Apabila air tawar di atas kapal tidak terpenuhi atau Fresh Water Generator mengalami kerusakan maka kenyamanan anak buah
kapal/crew dan kelancaran dari operasi kapal akan terganggu pula. Kekurangan
air tawar sangat berbahaya sekali apabila terjadi pada saat kapal berada
ditengah laut dan berlayar dengan waktu yang lama.
Upaya yang dilakukan
bilamana kekurangan air tawar itu dapat diatasi dengan membeli air tawar dari
pelabuhan terdekat, tetapi jelas akan menambah waktu untuk tiba di pelabuhan
tujuan, disamping itu juga akan menambah biaya operasional. Karena pentingnya
pesawat yang dapat memproduksi air tawar
maka bila pesawat Fresh Water Generator kapasitas produksinya terlalu
rendah/menurun, mengakibatkan air tawar yang disuplay akan berkurang. Dengan
adanya hal seperti ini maka tidak akan mengimbangi pemakaian air tawar setiap
harinya. Dalam hal ini Fresh Water
Generator tentunya perlu adanya pengawasan, perawatan yang cukup sehingga
tidak akan mengganggu kelancaran pengoperasian kapal saat melakukan pelayaran.
A.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Suparwo, Sp.1 dalam bukunya yang
berjudul Permesinan Bantu di Kapal - kapal Niaga, bahwa Fresh Water Generator (FWG) adalah suatu
instalasi atau unit pembuat air tawar dari air laut. Uap air laut tersebut didinginkan dengan cara kondensasi didalam
Destilasi / kondensor (pengembunan, sehingga menghasilkan air kondensor yang
disebut kondensat). Menurut Narasumber
(Masinis) Iqbal Mandani
selaku masinis empat ( 4th Enginer ),fungsi Fresh Water Generator
adalah untuk menguapkan dan mengondensasikan air laut, yaitu dengan cara
memberikan panas pada cairan secara terus menerus sehingga suatu cairan akan
naik suhunya hingga mencapai titik didih. Apabila cairan yang dipanaskan hingga
mencapai titik tersebut masih diberikan panas, maka cairan akan menguap,
selanjutnya uap tersebut diterima oleh kondensor yang didalamnya terdapat media
pendingin yang berupa air laut, sehingga akan terjadi penyerapan panas atau uap
tersebut dikondensasikan oleh kondensor menjadi
cair ( kondensat )
Didalam proses penguapan pada Fresh Water Generator, panas yang
digunakan sebagai sumber pemanas/heater ada 2 jenis. Jenis pertama adalah
penguapan dengan menggunakan panas dari air tawar pendingin jacket mesin induk
dimana air akan mendidih dengan temperatur penjenuhannya sesuai dengan tekanan Evaporator. Jenis kedua yaitu penguapan
dengan menggunakan uap yang dihasilkan oleh boiler. Proses penyulingan ini pada
dasarnya merubah air laut menjadi air tawar dengan proses pemanasan pada
tekanan vakum dan pendingin pada proses
kondensasi. Air tawar hasil penguapan yang telah dikondensasikan, harus
diadakan pemeriksaan terhadap kadar garamnya. Dimana batas toleransi kadar
garam yang diizinkan adalah 10 ppm (part per million), Air tawar yang telah
dikondensasikan kemudian ditransfer oleh pompa destilasi ke tanki penampungan
air tawar untuk siap digunakan selama berlayar.
Sedangkan menurut buku petunjuk ALVA
LAVAL ENGENEERING CO. LTD. Fresh Water Generator Adalah : salah
satu pesawat yang digunakan untuk merubah air laut menjadi air tawar dengan
prinsip kerja perubahan bentuk dari zat cair menjadi uap (penguapan) dan
perubahan bentuk dari uap menjadi cair (kondensasi). Dimana uap tersebut
dikumpulkan dan diberikan pendinginan, sehingga panas dari uap akan diserahkan
kebahan pendingin dalam suatu proses kondensasi yang menghasilkan titik air.
Fresh
Water Generator terdiri dari beberapa komponen yaitu heat exchanger, sparator shell, condensor, water
ejector untuk udara, water ejector
untuk air garam/brine, pompa ejector,
pompa distilasi, salinity indicator, selenoid valve. Fresh Water Generator memanfaatkan panas keluaran dari sirkuit air
tawar pendingin mesin diesel, yang tidak memerlukan biaya untuk bahan bakar.
Keperluan energi untuk pengoperasian hanyalah energi listrik yang dipergunakan
untuk tenaga panggerak pompa. Air tawar sirkulasi pendingin mesin diesel suhu
normal yang keluar kurang lebih adalah
650C – 800C (1470F – 1760F)dan air
pendingin tersebut masuk ke evaporator di Fresh Water Generator digunakan sebagai media pemanas. Dimana
air pendingin itu disirkulasikan disisi luar pipa pemanas atau heating tube.
Air laut kemudian diuapkan dengan suhu kurang lebih 65oC– 800C
(950F–1220F), karena bagian dalam dari Fresh Water Generator divakumkan oleh water ejector. Produksi uap di heater
exchanger kemudian melalui deflektor dan
mesh separator menuju kondensor, dimana uap ini dikondensasikan oleh air laut
pendingin yang mengalir melalui pipa bagian dalam kondensor. Water ejector untuk udara dihubungkan ke kondensor shell dan menghisap udara.
Sehingga bagian dalam dari Fresh Water
Generator dapat dipertahankan tinggi kevakumanya, yang mana merupakan
syarat suhu penguapan/evaporation yang rendah kurang lebih 350C – 500C.
Water ejector untuk brine /air untuk
air garam menghisap keluar dari sisi luar brine diseparator shell, yang mana
brine/air garam tidak diuapkan di heat exchanger, tetapi ikut terhisap sesama
water ejector. Pompa ejector adalah digerakkan dengan motor listrik horizontal
shaft, pompa jenis sentrifugal hisapan tunggal, yang mana melayani air laut
seperti yang disebut diatas. Yaitu untuk mengeluarkan udara dan brine /air
garam, tetapi juga untuk memenuhi air pengisian/feed water yang akan diuapkan
di heat exchanger. Pompa distilasi
juga digerakkan dengan motor mesin horizontal shaft, pompa jenis sentrifugal
hisapan tunggal, yang mana menghisap produksi air tawar dari kondensor di Fresh Water Generator dan ditransfer ke
tangki air tawar. Supply air pengisi/feed water dari pompa ejektor mengalir
masuk kedalam penutup bagian bawah di heat exchanger, sesudah mengalir melalui
saringan filter. Adapun yang penulis ketahui dari buku pesawat bantu, Evaporator / Fresh Water Generator
adalah terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. Evaporator / Fresh Water Generator tekanan tinggi
Jenis
ini untuk memanaskan air laut yaitu menggunakan panas langsung dari sistem
ketel yang diturunkan tekanannya menurut kebutuhan. Untuk air laut dibutuhkan
takanan 7,0 bar. Fresh Water Generator ini terdiri dari pipa untuk jalannya air yang
akan disuling menjadi air tawar dengan batas kadar garam yang diizinkan adalah
10 ppm ( part per million ).
Banyak kesulitan kita temui dalam
instalasi tekanan tinggi ini dengan adanya pembentukan kerak–kerak yang melekat
dipipa, yang merupakan penghambat hantaran panas. Sehingga membutuhkan kenaikan
tekanan serta suhu uap untuk mempertahankan jumlah kapasitas penguapan. Apabila
pembentukan kerak ini berkelanjutan maka perlu adanya pembersihan terhadap
coil- coil, dan ini memerlukan perhatian yang serius dan biaya yang besar.
2.
Evaporator /
Fresh Water Generator Tekanan Rendah
Sesuai dengan sifat – sifat,
pengaruh perubahan tekanan terhadap suhu titik didih dipergunakan tipe tekanan
rendah ini. Dengan menurunkan takanan meanggunakan pumpa vakum sehingga dapat
mengakibatkan turunnya suhu titik didih. Sehingga uap atau bahan yang dipergunakan
sebagai bahan pemanas hanya memerlukan tekanan dan suhu yang rendah. Jadi
pemanas yang dicapai bisa jadi bukan uap, melainkan air pendingin mesin diesel
yang masih mempunyai energi panas untuk keperluan tersebut.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari Fresh Water Generator perlu diperhatikan teknik pengoperasian yang
dilakukan menurut manual book di atas kapal selain itu juga harus didukung
kesiapan suku cadang yang memadai diatas kapal,maka Fresh Water Generator memerlukan penanganan yang efektif dan
efisien dan juga tenaga operator yang trampil dalam bekerja.Dalam pesawat ini
ada beberapa jenis Fresh Water Generator yang digunakan diatas kapal
sebagai alat pembuat air tawar.
1. Tujuan produksi air tawar
di kapal
a. Mengurangi ketergantungan kapal terhadap
kebutuhan air tawar yang disupply
dari darat, untuk keperluan sehari hari di atas kapal. Sehingga manambah ketahanan atau memeperpanjang
kalancaran kerja dari pengoperasian kapal.
b. Mengurangi penggunaan ruangan dikapal ( Fresh Water Tank ), supaya daya angkut
kapal lebih besar.
c. Memanfaatkan panas atau kalor yang ikut
terbuang pada air pendingin jacket mesin induk dalam mewujudkan “ Economical engine “.
2.
Istilah – istilah atau pengertian dari bagian - bagian
Fresh Water Generator
Agar dalam pembuatan air tawar dapat
memproses air tawar sesuai dengan kapasitas Fresh
Water Generator yang telah ditentukan, maka
memerlukan komponen-komponen utama yang mendukung kelancaran proses
destilasi. Beberapa komponen Fresh Water Generator dijelaskan dibawah
ini :
a). Evaporator Heat Exchanger
Merupakan bagian dari Fresh Water
Generator yang berfungsi untuk menguapkan air laut dengan menggunakan
pemanas yang bersumber dari air tawar pendingin jacket mesin induk atau
menggunakan uap.
b). Kondensor
Sama seperti evaporator, kondensor juga terdiri dari
pipa – pipa heat exchanger atau pipa – pipa pemindah panas yang terletak
pada bejana pemisah yang tertutup, juga separator sheel yang berfungsi untuk
mengubah bentuk gas/uap menjadi bentuk cair dengan proses kondensasi. Dalam
kondensor diperlukan media pendingin yaitu air laut.
Ditinjau dari pemakaiannya
kondensor dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu Main Condensor ( kondensor utama ) dan Auxiliary Condensor (kondensor bantu). Sedangkan ditinjau secara
pokok dari bahan pendingin untuk mengondensasikan uap menjadi cair, kondensor
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu Direct
contact condenser (dimana bahan pendidingin berhubungan langsung dengan zat
yang akan dikondensasikan), dan surface
condensor disini bahan pendingin tidak langsung bersentuhan dengan zat yang
akan dikondensasikan, melainkan dipisahkan oleh suatu pemisah seperti dinding
pipa atau plat.
c). Ejector
Pump
Adalah suatu pompa yang
digunakan untuk menurunkan tekanan di bawah tekanan atmosfer (vacuum pressure) pada pesawat Fresh Water Generator, yang dengan
menghisap air laut yang diteruskan ke pipa
water ejector dengan tekanan air laut yang tinggi. Dengan aliran air laut yang tinggi tekanannya,
maka udara dan brine dapat ikut terhisap keluar dari evaporator dan kondensor.
Sehingga didalam ruangan Fresh Water
Generator menjadi vakum dan kerak
garam/brine ikut bersama hisapan air laut pada water ejector. Air laut
tekanan dari ejector pump selain ke
ejector, juga dialirkan menuju Heater/Evaporator
yang akan dipanaskan ( Feed Water ).
d). Destilasi
pump
Sebuah pompa yang berfungsi memompa
air tawar yang telah dihasilkan dari proses kondensasi didalam Fresh Water Generator menuju tanki
penyimpanan air tawar. Jika level
air mulai nampak pada gelas duganya, pompa destilate dapat dijalankan. Atur
jumlah air yang terhisap keluar dengan mengatur delivery valve, sehingga level air yang dihisap tetap konstant.
Jika level air dari kondensasi tidak nampak pada glass, maka segera matikan
pompa destilate agar pompa tidak bekerja dalam keadaan kering atau tidak ada
air yang dihisap, dapat menyebabkan keausan pada shaftnya. Juga perlu diperhatikan gland packingnya atau mechanical
sealnya, karena jika udara masuk dari gland packing atau mechanical sealnya,
dapat menyebabkan berkurangnya kevakuman didalam sistem.
e). Salinometer
/ Salinitiy Indicator
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi kadar garam yang dikandung oleh air
tawar yang dihasilkan dari Fresh Water
Generator melalui salinity cell.
Jika kadar garamnya melebihi dari settingnya, misal 10 ppm ( part per million )
maka alat ini akan memberikan tanda alarm.
f). Selenoid valve
Selenoid valve adalah valve yang mengatur aliran air tawar dari pesawat Fresh Water Generator ke tanki
penyimpanan, dimana katup menutup bila kadar garam air tawar normal atau
rendah. Dan katup akan terbuka bila kadar garam air tawar melebihi settingnya
atau tinggi, sehingga air tawar mengalir kembali ke Vapor chamber/separator sheel di Fresh Water Generator.
g). Flow meter
Alat yang berfungsi menunjukkan jumlah air tawar yang menghasilkan
setiap waktu. Prinsip kerjanya yaitu mengubah aliran air menjadi tenaga putar
untuk menggerakkan impeller melalui
nozzle, sehingga penunjuknya bisa berputar.
h). Pressure Vaccum Gauge
Sebagai alat untuk mengetahui atau mengukur keadaan tekanan didalam Fresh Water Generator yaitu kevakuman
dan hisapan pompa yang berjalan dengan baik
i).
Thermometer
Adalah alat untuk mengetahui temperatur air laut pendingin di kondensor dan pemanas di heater dari air
tawar pendingin jacket mesin induk
yang masuk dan keluar sistem.
j). Sigh
Glass ( glass penduga )
Adalah alat untuk mengetahui
tinggi permukaan air pengisian ( air laut ) pada evaporator.
Setiap pesawat yang ada diatas kapal pada
umumnya sudah dilengkapi dengan buku–buku panduan, baik untuk pengoperasian
maupun untuk perawatan atau perbaikan. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa
inggris, sebagai bahasa international. Dimaksudkan untuk memudahkan semua awak
kapal dalam memahami maksud dan tujuan buku tersebut.
Pada Fresh Water Generator, buku yang digunakan yaitu instruction
manual book yang dilengkapi dengan diagramnya. Buku ini mencakup hal–hal yang
berhubungan dengan Fresh Water Generator,
dimana sebelum dan sesudah pengoperasian seata perawatan atau perbaikan harus
dilakukan sesuai instruction manual book.
1. Prosedur mengoperasikan pesawat Fresh Water Generator
a.
Sebelum mengoperasikan Fresh Water
Generator, bagian – bagian yang harus
ditutup adalah:
1) Katup
inlet dan outlet untuk jacket cooling
water ( air tawar pendingin mesin
induk )
2) Katup vacum breaker
3) Katup
outlet untuk pompa distillate
4) Katup
feed water inlet yang ke heat exchanger
5) Katup
bottom blow
b. Buka katup isap dan katup tekan
pompa serta katup buang menuju laut, kemudian jalankan pompa ejector.
c.
Buka katup inlet dan outlet pada pendingin air kondensor
d. Buka katup outlet / air outlet
dikondensor untuk memastikan bahwa pipa pendingin dari kondensor tersebut telah
terisi oleh air dan setelah udara selurunya keluar dari kondensor tersebut maka kita dapat menutup katupnya. Tapi jika
memungkinkan katup ini dapat dibuka sedikit demi sedikit selama pengoperasian.
e.
Buka katup feed water setelah filter dan biarkan air laut masuk ke heat
exchanger, membaca banyaknya air laut yang masuk dapat dilihat dengan compound gauge yang ada pada katup feed
water. Aturlah benyaknya air laut yang masuk sesuai dengan yang diinginkan
seperti yang terlihat pada compound gauge,yaitu antara 1,2 – 1,8 kg / cm2 atau
sebesar 117679,8 Pa – 176519,7 Pa .
f. Ketika kevakuman dari Fresh Water Generator
menjadi kira – kira 70 – 76 cm Hg. Buka katup isap dan katup tekan untuk air
pendingin mesin induk pada evaporator
suction. Katup tekan untuk pendingin mesin induk dibuka perlahan – lahan
agar evaporator tidak cepat panas.
g.
Ketika air tawar hasil destilasi telah terisi penuh pada level glass, jalankan
pompa destilasi dan atur banyaknya air yang keluar dari pompa tersebut dengan
mengatur delivery valve. Level air yang dilihat pada sigh glass harus dijaga
agar tetap konstant tetapi jika terjadi sesuatu pada pompa destilasi level pada
sight glass / level glass akan
terlihat normal itu berarti kondensor terisi dengan air tawar.
h.
Jalankan electric
salinity indicator untuk mengecek kadar garam pada air tawar tersebut.
2.
Prosedur dalam mematikan pesawat Fresh
Water Generator yaitu :
a. Sebelum Fresh Water Generator distop katup by pass untuk air tawar pendingin mesin induk pertama kali harus
dibuka dan setelah itu katup masuk dan keluar dari evaporator harus ditutup.
Dengan menutup katup masuk dan keluar maka secara otomatis proses evaporasi air
laut didalam evaporator secara perlahan akan hilang.
b. Selanjutnya matikan pompa
destilasi dan tutup katupnya
c. Setelah pompa ejector dimatikan,tutup juga katup isap dan buang
tekan serta katup buang yang ke over board.
d. Kemudian buka katup vakum breaker.
e. Setelah pompa ejector dimatikan katup feed water setelah
filter yang ke heater juga tutup.
f. Tutup katup treatment feed water dan
stop chemical pumpnya.
g. Matikan salinometer.
h. Tutup katup ke Fresh Water Tank.
i. Catat flow meter.
j. Jika Fresh Water Generator di stop dalam
jangka waktu yang lama pada bagian evaporator suction harus dibuang air
lautnya yang mungkin masih tersisa didalam, dengan cara membuka katup blow off yang terletak dibawah heat exchanger.
k. Kemudian katup by pass untuk pendingin air laut
dibuka dan katup masuk dan katup
keluar kondensor.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan selama
pengoperasian Fresh Water Generator yaitu :
a. Pengaturan Kapasitas
Air Laut Agar Mendapat Hasil Yang baik
Pengaturan kapasitas air laut, seharusnya disesuaikan dengan kemampuan Fresh Water Generator itu sendiri. Air
tawar yang dihasilkan sangat tergantung pada panas yang diberikan ke air laut (
feed water ) di heat / heat
exchanger. Apabila air laut yang dimasukkan (
feed water ) terlalu banyak, maka dibutuhkan panas yang tinggi juga.
Pengaturan air tawr pendingin mesin induk yang menuju evaporator harus dapat
diefektifkan dengan membuka atau menutup katup by pass pararel pendingin mesin induk.
b. Kondensor
Dianjurkan untuk
menjalankan kondensor dengan menurunkan kapasitas bila temperatur air laut
tinggi akan menjadikan sulit. Walaupun dengan kenaikan tetap terhadap jumlah
air pendingin, untuk menjaga suatu evaporasi dibawah 450C/1130F.
selama pengoperasian kondensor sebaiknya selalu dilakukan pengecekan agar
memperoleh hasil yang diinginkan.
c. Pompa–pompa
Pompa–pompa yang berhubungan dalam sistem pembuatan air tawar harus
dapat perhatian khusus, selama pompa masih dapat bekerja normal. Adapun bagian
– bagian pompa yang harus diperhatikan yaitu :
1).
Impeller
2). Bearing,
3). Shaft
d. Motor pompa.
Pompa–pompa pada Fresh water
Generator tidak boleh dijalankan tanpa air lebih dari 5 menit. Pompa
ejector dilengkapi dengan mechanical
seal/gland packing pada shaftnya
yang mana tidak dapat bertahan apabila dijalankan dalam keadaan kering
maka shaft seal tersebut dengan air pendingin didalam pompa, untuk itu tidak
boleh dijalankan tanpa air.
e. Kadar Garam
Kadar garam pada air tawar yang
dihasilkan pada Fresh Water Generator dapt dilihat melalui alat yang
disebut salinometer/salinity indicator. Alarm pada salinometer akan berbunyi
bila kadar garam yang dihasilkan lebih dari 10 ppm ( part per million ).
f. Perawatan Terhadap Evaporator
Untuk menghindari terjadinya karat,
perawatan dilakukan dengan suhu serendah mungkin, tanpa kandungan garam yang
terlalu tinggi pada yang dihasilkan, disarankan agar suhu evaporasi diawasi
secara rutin yaitu dengan menggunakan alat thermometer,
yang terletak pada separator. Thermometer pada separator menunjukkan dengan
jelas suhu evaporasi ketika Fresh Weter
Generator bekerja dengan tetap
setelah berjalan selama 30 menit. Dianjurkan juga untuk mengecek thermometer
ini secara teratur dengan beberapa test khusus untuk memeriksa thermometer.
g. Mengisi Buku Jurnal / Catatan
Jaga
Disarankan agar
produksi air dan berbagai temperatur secara berkala dicatat sebagai indikasi
untuk kelengkapan data, dengan membuat dan mengisi formulir data untuk keperluan
tersebut. Apabila berbagai data dicatat secara teratur sebagai standart
perbandingan yang ada. Maka suatu saat jika terjadi hal – hal diluar kebiasaan
dalam hubungan dengan pengoperasian Fresh
Water Generator , misalnya
terjadi kerusakan dalam pengoperasian Fresh
Water Generator, sehingga jurnal
/ catatan tersebut dapat dijadikan landasan / patokan untuk mencari jalan
pemecahan masalah.
B.
KERANGKA PIKIR
Untuk
mempermudah pembahasan skripsi mengenai perawatan Fresh Water Generator agar dapat memenuhi kebutuhan air tawar untuk
menunjang pengoperasian kapal maka perlu adanya mengidentifikasi permasalahan
seputar Fresh Water Generator di atas
kapal, serta perlu adanya pengoperasian, perawatan, dan perbaikan yang benar
terhadap Fresh Water Generator.
Maka dibuat alur pemikiran untuk memudahkan dalam penjelasan masalah
seperti dibawah ini :
Gambar
2.1 Kerangka pemikiran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam suatu penyusunan skripsi dibutuhkan
pengamatan-pengamatan sehingga mampu mendapatkan suatu data yang akurat agar
tujuan penulisan dapat tercapai.Pemecahan untuk pengamatan selama penulis
melaksanakan praktek laut di kapal MV. DEWI LAKSMI, yang kemudian disusun dalam
bentuk skripsi yang berdasarkan pula suatu masalah. Karena tanpa masalah ada
tidak akan timbul suatu penelitian. Berikut ini adalah metode pengumpulan data
yang digunakan dalam suatu penelitian.
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian tentang pesawat bantu Fresh Water Generator dilaksanakan pada
saat penulis melaksanakan praktek berlayar (prala) selama kurang lebih satu
tahun dari 10 September 2013 sampai dengan 11 September 2014 di sebuah
perusahaan Singapura, Thome Ship Management Pte,Ltd, yang di tempatkan di atas
kapal MV. DEWI LAKSMI sebagai Cadet mesin (Engine Cadet). Namun, tidak
seluruhnya waktu selama praktek di gunakan oleh penulis untuk meneliti, maka
penelitian di lakukan yaitu saat kapal mengalami penurunan jumlah produksi air
tawar yang di hasilkan oleh Fresh Water
Genereator yang akan di kaji dalam skripdi ini.
2. Tempat Penelitian
Tempat dimana penulis melaksanakan
penelitian selama praktek laut di atas kapal MV. DEWI LAKSMI , dengan data
kapal sebagai berikut :
a. General
Nama perusahaan : PT. TIMUR SHIP MANAGEMENT.LTD
Nama kapal :
MV. DEWI LAKSMI
Bendera kapal : HONGKONG
Jenis kapal : BULK CARRIER
Terdaftar di : HONGKONG ( China )
Call Sign :
VRIV2
Tahun : 2011
Rute pelayaran : Ocean Going
Panjang Keseluruhan : 225 m
Lebar kapal : 32,26 m
Sarat kapal : 14,545 m
Berat kotor : 75.505,14 Ton
Berat bersih : 25.325 Ton
Kapasitas muatan : 73.618 Ton
Kapasitas tangki air tawar : 347,3 m3
Kapasitas tangki air ballast : 17.347,8 m3
b. Permesinan
Mesin penggerak utama : Diesel "Hudong Man B & W
Tipe :
5S 60 MC6 ( 4 Tak )
oDaya kuda : 11.482,9 BHP ( 8833
kW )
Putaran mesin : 105 Rpm
Generator :
YANMAR
Tipe :
6E18(A)L ( 2 Tak )
Daya : 799,5 BHP ( 800 kW )
Putaran mesin : 750 Rpm
Adapun objek penelitian penulis adalah Fresh Water Generator dengan data - data
sebagai berikut :
Fresh Water Generator : APV
Tipe : H20-CE,Plate
Kapasitas air tawar : 20 Ton / hari
Jacket water temp. In : 70o C - 90o C
Sea water temp. In : 44o C - 49o C
Max. Salinity : 0 - 10 ppm
( part per million )
B. METODE PENDEKATAN DAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang
digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah teknis
analisis yang akan digunakan dalam menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa
yang terjadi di atas kapal berdasarkan pengamatan dan pandangan dengan melihat
data-data yang ada. Dengan menggunakan teknik analisis yang diterapkan di atas,
diharapkan penelitian skripsi ini dapat menghasilkan suatu solusi ataupun
pemecahan masalah yang tepat dan akurat, baik dalam mengamati dan menangani
tentang permasalahan yang diangkat.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang
penting dalam melakukan penelitian. Pengumpulan data harus obyektif, akurat,
serta dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak. Beberapa cara teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:
a. Obsevasi
Observasi adalah melakukan pengamatan
secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan. Teknik observasi digunakan dengan maksud untuk mendapatkan atau
mengumpulkan data secara langsung selama melaksanakan praktek laut (prala) di
atas kapal MV. DEWI LAKSMI mengenai masalah - masalah Fresh Water Generator. Selama menjalani praktek laut (prala) di
atas kapal, penulis mengamati beberapa masalah pada pesawat bantu Fresh Water generator yaitu tidak
tercapainya tingkat kevakuman pada Fresh
Water Generator karena adanya endapan sisa - sisa penguapan air laut pada
pelat evaporator dan juga kurangnya
perawatan pada pesawat bantu Fresh Water
Generator.
b. Wawancara
Adapun tindakan wawancara dilakukan kepada masinis 4 (empat) yang
bertanggung jawab terhadap Fresh Water
Generator dan khususnya pada kinerja dari Fresh Water Generator.
Di bawah ini adalah
pertanyaan - pertanyaan yang penulis ajukan kepada masinis IV :
1)
Mengapa terjadi rendahnya tekanan air laut dari pompa Ejector, bagaimana cara mengatasinya,
tindakan apa yang harus dilakukan ?
2)
Bagaimana terjadinya endapan garam pada pelat Evaporator, bagaimana cara mengatasi dan
tindakan apa yang harus dilakukan ?
3)
Apakah penyebab tidak tercapainya kevakuman pada Fresh Water Generator dan bagaimana cara
mengatasinya ? Kemudian jawaban masinis IV digunakan sebagai acuan pada Bab IV.
c. Studi
Pustaka
Buku - buku yang
digunakan sebagai acuan adalah :
1)
A Russell Paul, Jakcson Leslie, dan D Morton Thomas.. General Engineering Knowledge for Marine
Engineer. London.2013.
2)
Jackson, Leslie. Reed's
General Engineering Knowledge for Marine Engineer. Adlard Coles Nautical.London.2003.
3)
Jackson, Leslie. Reed's
General Engineering Knowledge for Marine Engineer. Adlard Coles
Nautical.London.2012.
4)
NSOS. Manjemen Perawatan dan Perbaikan.Jakarta.Badan
Diklat Perhubungan.1994.
5)
Alfa Laval, Instruction Manual Book of Fresh Water
Generator. Type JWSP-26-C80/100. Copenhagen Denmark.
6)
APV. Instruction
Manual for Fresh Water Genenerator. Tipe H20-CE.Copenhagen Denmark.
7)
https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/12/24/fishbone-diagram-dan-langkah-langkah-pembuatannya.
8)
http://indonesia-marine-engineer.blogspot.com/2011/04/proposal-fresh-water-generator-fwg.html.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan
teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dengan mencatat segala
sesuatu yang berhubungan dengan Fresh
Water Generator. Dalam teknik ini arsipserta dokumen - dokumen kapal
digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh, sehingga data tersebut
bisa lebih akurat dan dapat di pertanggungjawabkan. Dokumen - dokumen diatas
kapal yang dijadikan referensi adalah : Buku petunjuk manual ( Instruction Manual Book ) Buku peteunjuk
manual yang menerangkan tentang Fresh
Water Generator, yang diterbitkan oleh pabrik pembuat yang berisikan
tentang tata cara pengoperasian serta perawatan dan perbaikan pesawat bantu
tersebut sesuai dengan spesifikasi dari pesawat bantu tersebut.
C.
SUBJEK PENELITIAN
1. Populasi
Populasi adalah masalah sumber data yaitu
sekumpulan atau elemen yang menjadi penelitian. Penentuan sumber data tersebut
bergantung pada masalah yang akan di teliti. Sebagai populasi dalam penelitian
ini, penulis mengambil semua data tentang Fresh
Water Gnenerator jenis plate yang digunakan pada kapal - kapal dibawah
management Thome Ship Management Pte. Ltd.
2. Sampel
Dalam penulisan tidak menggunakan sampel karena data - data di ambil
langsung pada saat penulis melakukan praktek laut di atas kapal.
D. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis yang digunakan oleh
penulis di dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode
analisis Tulang Ikan ( Fishbone ).
Dalam metode ini digunakan diagram yang disebut diagram Tulang Ikan. Diagram
Tulang Ikan digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah tim cenderung jatuh berpikir pada
rutinintas. Suatu tindakan dan langkah yang diambil akan lebih mudah dilakukan
jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat diagram tulang
ikan ini dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah secara lebih
mudah dan lebih disukai orang-orang di industri manufaktur dimana proses disana
terkenal memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya
permasalahan.
|
Gambar 3.1 Diagram
Analisis Data
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
Permasalahan yang akan di kaji dalam skripsi ini
yaitu tentang menurunnya produksi air tawar
pada pesawat bantu Fresh Water
Generator yang disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait satu
dengan yang lainnya. Untuk itu kajian ini penulis berusaha memberikan gambaran
yang jelas dalam mengutarakan fakta-fakta permasalahan yang terjadi pada
pesawat bantu Fresh Water Generator.
Perawatan terhadap seluruh bagian dari Fresh Water Generator sangat diperlukan
dan dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Perawatan yang kurang benar
dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen-komponen yang terpasang pada Fresh Water Generator yang akibatnya
terjadi penurunan produksi air tawar yang dihasilkan. Dengan menurunnya
produksi air tawar maka kemungkinan kapal akan mengalami kekurangan air tawar
pada saat berlayar pada waktu yang lama mengingat kebutuhan air tawar di atas
kapal sangatlah pokok. Hal ini akan menghambat kinerja baik awak kapalnya maupun permesinannya,
dimana air tawar digunakan oleh awak kapal sebagai kebutuhan mereka
sehari-hari, sedangkan untuk permesinan digunakan sebagai media pendingan
maupun untuk pengisian air boiler. Keuntungan dari air tawar yang dihasilkan
benar - benar murni hasil pengupan, tidak bersifat korosif (karat) dan tidak
banyak mengandung mineral. Bila air tawar yang di gunakan sebagai media
pendingin mengandung mineral yang tinggi maka akan menimbulkan kerak di dalam
pipa - pipa, terutama pada sistem pendingin diesel generator serta boiler.
1.
Menurunnya
jumlah produksi air tawar.
Pada kajian ini mengungkapkan data - data yang di peroleh berdasarkan
pengalaman penulis ketika melaksanakan praktek laut (prala) di atas kapal MV.
DEWI LAKSMI selama satu tahun pada perusahaan PT. Timur Ship management
Pte.Ltd. Dengan adanya pengalaman ini ditemukan berbagai masalah di bawah ini :
a.
Rendahnya tekanan air laut dari pompa ejector Hal ini dialami penulis pada bulan Februari 2014 pada saat kapal
berlayar dari China menuju geraldton,Australia dengan kecepatan 12 knot, Fresh Water Generator sudah dapat di
operasikan dengan suhu air pendingin yang keluar dari motor induk sudah cukup
di gunakan untuk memanaskan air laut yang ada di dalam evaporator Fresh Water Generator. Air laut ini dipanaskan hingga
menjadi uap yang diharapkan suhu pada air pendingin yang keluar dari motor
induk mencapai 80 oC kondisi serta vacuum pada separator vessel mencapai 93 % sehingga membentuk uap lebih cepat. Tetapi pada kenyataannya vacuum yang
dicapai hanya 70%. Setelah di tunggu 20 menit kondisi vacuum menunjukan 70%
sehingga oiler jaga yang mengoperasikan Fresh
Water Generator melaporkan hal tersebut kepada masinis jaga, dan setelah
diadakan pengecekan ternyata tekanan ejector
pump hanya hanya 2 bar yang seharusya
3,5 bar. Pada peristiwa tersebut ditemukan penyebab turunnya tekanan pompa ejektor
adalah tersumbatnya saringan pompa ejektor
oleh kotoran - kotoran sehingga isapan dari pompa ejektor agak tersumbat.
b.
Adanya endapan garam pada pelat evaporator. Tangal 08 Desember 2013 pada saat kapal
berlayar dari pelabuhan di China bongkar menuju Samarinda (Kalimantan).
Tiba-tiba produksi air tawar pada pesawat bantu Fresh Water Generator sangat sedikit, ketika dilakukan pengecekan
jumlah produksi air tawar yang dihasilkan menurun drastis, yang biasanya dalam
satu hari 15 ton , pada hari itu hanya bisa memproduksi 9 ton. Hal tersebut
sangat tidak sesuai dengan yang di harapkan (pada saat pembuatan non-report ). Karena yang bertanggung jawab pada pesawat bantu tersebut adalah masinis
4 (empat) mengambil keputusan untuk menghentikan pengoperasian pesawat bantu Fresh Water Generator dan melakukan
pengecekan,ternyata pada bagian evaporator.
Dan ketika dilakukan pengecekan, ternyata pada pelat evaporator terdapat endapan keras yang membentuk seperti garam.
Endapan keras atau kerak (scaling)
ini disebabkan oleh air laut yang mengandung garam mineral yang cukup tinggi
dan jarang dilakukan pembesihan. Dengan adanya kerak maka proses penyerapan
panas tidak akan terjadi dengan sempurna. Hal ini diketahui saat memeriksa suhu
air pemanas pada bagian evaporator dimana
suhu air pemanas yang keluar dari evaporator
yaitu sekitar 65o - 70o C. Berarti adanya proses
pemindahan panas yang sangat kecil untuk proses pengupan menjadi uap air yang
seharusnya terdapat perbedaan suhu air yang masuk dengan yang keluar antara 8oC
sampai 15oC. Terhambatnya pemindahan panas ini disebabkan oleh
tebalnya kerak pada evaporator. Kerak pada evaporator
harus segera di bersihkan agar tidak menghambat proses penyerapan panasnya.
Kerak di bersihkan dengan menggunakan chemical.
c.
Penurunan tingkat kevakuman yang disebabkan karena
adanya kebocoran rubber seal separator
vessel pada sistem Fresh Water
Generator. Hal ini di alami pada tanggal 19
januari 2014 dari Samarinda (kalimantan)
menuju China melakukan pelayaran ke daerah yang sama untuk yang kedua kali,
kapal berlayar dengan kecepatan 14 knot,
Fresh Water Generator beroperasi
selama 3 (tiga) hari terjadi kebocoran pada rubber
seal separator vesseal pada sistem Fresh
Water Generator dimana tekanan dari vacuum
gauge menurun hingga 70%. Penurunan
tingkat kevakuman ini di karenakan adanya udara luar yang masuk ke dalam sistem
yang dapat menghambat sirkulasi air akibat adanya udara sebagai penghalang,
sehingga tidak tercapainya tingkat kevakuman. Tindakan yang di ambil untuk
mengetahui dimana saja terdapat kebocoran pada rubber seal adalah dengan melakukan pengetesan kebocoran yang
disebut hydrotest, kemudian oleh
masisis 4 (empat) dilakukan pengeleman kembali rubber seal dengan menggunakan sealant
yang berbahan silikon.
B. ANALISIS DATA
Dari deskripsi data diatas, maka dapat di analisa
sebagai berikut:
1. Turunnya tekanan pada pompa Ejektor. Turunnya
tekanan pompa ejektor ini disebabkan oleh tersumbatnya saringan pada hisapan
pompa ejektor tersebut. Tersumbatnya saringan pada pompa ejektor ini di ketahui
karena turunnya tekanan ( pressure gauge ).
Tersumbatnya saringan pompa ejektor ini di karenakan oleh kotoran yang menumpuk
pada filter yang disebabkan oleh kurangnya perawatan yang di berikan oleh
masinis yang bertanggung jawab terhadap Fresh
Water Generator . Kotoran yang dapat masuk kedalam saringan pompa biasanya
terjadi pada saat di daerah pelabuhan dan juga pada saat melakukan bongkar muat
maupun pada saat berlabuh jangkar. dimana jarak antara lunas kapal dan dasar laut berdekatan,
sehingga rumput laut dan kotoran atau lumpur dari dasar laut akan terhisap oleh
pompa dan masuk kedalam saringan pompa yang mengakibatkan tersumbatnya saringan
pompa. Tersumbatnya saringan ini dapat mengurangi hisapan dari pompa ejektor
dan bila tidak di tangani dengan segera akan berdampak kepada jumlah air laut
yang masuk ke dalam sistem dan bila air laut yang masuk sedikit berarti akan
berdampak pula kepada produktivitas air tawar dalam Fresh Water Gnerator. Kebanyakan masinis mengabaikan perawatan dan
pengecekan pada saringan ini dengan alasan sangat minim untuk tersumbat karena
sebelum masuk saringan pompa ejektor air laut harus melalui saringan sea chest
dahulu, dengan alasan inilah para masisis mengabaikan untuk merawat saringan
pompa ejektor. Untuk menghindari kejadian diatas,maka perlu perhatian yang
khusus dari masinis yang bertanggung jawab dari permesinan tersebut. Karena
kejadian diatas selain dapat menggangu kinerja dari Fresh Water Generator, juga dapat membawapengaruh besar dari segi
biaya perawatan dan perbaikan. Masalah yang dapat terjadi pada Fresh Water Generator sering disebabkan
oleh kurangnya perawatan dan perhatian yang tepat dan benar terhadap Fresh Water Generator. Di saat terjadi pergantian masisis,dari
masinis lama ke masisnis baru di saat itulah masinsis lama memberikan data - data perawatan kepada
masisis baru agar masinis baru dapat melaksanakan perawatan yang tepat dan
benar terhadap Fresh Water Generator
sehingga memaksimalkan kinerja fungsi dari Fresh
Water Generator, akan tetapi dimana pada saat itu masinis lama tidak
memberikan data - data perawatan secara lengkap yang pernah terjadi dan di
kerjakan selama masinis lama bekerja. Hal ini menyebabkan masinis yang baru
tidak dapat mengetahui secara lengkap perawatan yang di kerjakan oleh masinis
lama. Untuk itu diperlukannya perawatan yang pernah dilakukan sebelumnya supaya
terjadi kesinambungan kegiatan perawatan terhadap Fresh Water Generator.
2. Adanya endapan garam pada pelat evaporator. Bahwa
pesawat bantu Fresh Water Generator sangat
rentan sekali dengan pembentukan endapan keras yang terjadi pada pelat evaporator. Endapan keras adalah endapan
yang terbentuk dari hasil penguapan air laut yang kadar garamnya sangat tinggi
yang lama kelamaan akan menumpuk sehingga dapat menghambat proses perpindahan
panas. Terhambatnya pemindahan panas ini disebabkan karena tebalnya kerak yang
menempel pada pelat - pelat evaporator. Proses
pembentukan endapan keras yang terjadi dengan sangat cepat yang dapat
berpengaruh terhadap proses perpindahan panas, dimana proses perpindahan panas
akan terjadi secara tidak sempurna atau kurang baik karena terhalang oleh
endapan keras yang ada sehingga menyebabkan produksi air tawar menurun. Berikut
adalah unsur - unsur yang terkandung
pada air laut.
Tabel 4.1. Kandungan kadar garam dalam air laut.
a. Unsur - unsur garam pada air laut.
Kadar garam
( zat
padat)
|
Simbol
Kimia
|
Jumlah
larutan dalam (%)
|
Ppm
|
Natrium
Chloride
|
NaCl
|
79
|
25000
|
Magnesium
Chloride
|
MgCl2
|
10
|
3000
|
Magnesium
Sulphate
|
MgSO4
|
6
|
2000
|
Calcium
Sulphate
|
CaSO4
|
4
|
1200
|
Calcium
Bicarbonite
|
Ca(HCO3)2
|
< 1
|
200
|
1)
Natrium Chloride ( NaCl ) Natrium Chloride adalah kandungan yang sangat besar pada air laut.
Konsentrasinya sangat berat dapat menyebabkan busa di bawah kondisi pemanasan.
Berat jenis Natrium Chloride terpisah dari larutan dengan cepat ketika terjadi
peningkatan tekanan dan temperatur.
2)
Magnesium Chloride ( MgCl2 ) Dapat larut di bawah kondisi pemanasan
normal, tetapi hanya beberapa jumlah yang dapat terpecah membentuk hydrochloric acid dan hydroxide, endapan bersifat lunak. Hydrochloric acid dapat bereaksi
menyebabkan karat pada pipa - pipa evaporator
pada kondisi Ph yang rendah dari air pemanas.
3)
Magnesium Hydroxide Larutannya
sangat sedikit dan lebih banyak terdapat susunan megnesium dalam pemanasan,
karena daya larut yang rendah dapat mengendap dan membentuk endapan keras,
tetapi dengan perawatan yang baik dapat dicegah dan keluar dari pemanasan.
4)
Magnesium Sulphate (MgSO4) Dapat larut di bawah kondisi pemanas
normal, tetapi jika berat jenisnya terlalu besar dapat membentuk endapan keras.
5)
Calsium Sulphate ( CaSO4 ) Merupakan bentuk endapan keras yang sangat
merusak dalam air laut, endapannya tipis dan keras pada temperatur diatas 140 oC
atau pada berat jenis di atas 96.000 Ppm, yang sangat besar terhadap proses
perpindahan panas dan dapat menyebabkan kelebihan panas dan kerusakan permukaan
evaporator.
6)
Calsium Bicarbonate ( Ca[HCO3]2 ) Calsium bicarbonate sebagian kecil dapat
larut dalam pendingin, tetapi ketika di panaskan di atas 65 oC akan
mulai terurai dan melepaskan carbon dioxide yang sisanya adalah calsium
carbonate yang dapat larut dalam air pendingin,tetapi ketika dipanaskan di atas
temperatur 90 oC akan terurai. Carbon dioxide akan terpisah dan
menghasilkan megnesium hydroxide sehingga
endapan endapannya bersifat sementara dan lunak.
Endapan garam dapat terjadi ketika air
laut akan terurai menjadi beberapa bagian. Endapan keras yang paling banyak terdapat
pada air laut yang terbentuk pada pelat evaporator adalah sebagai berikut :
a. Calcium Carbonate ( CaCO3)
b. Magnesium Hydroxide ( Mg(OH2))
c. Calcium Sulphate ( CaSO4)
Susunan endapan keras Calcium Carbonate dan Magnesium
hydroxide tergantung pad pemberian atau pengaturan temperatur aliran air
pemanas ke dalam pelat - pelat evaporator. Sedangkan terbentuknya endapan keras
Calcium Sulphate tergantung pada berat jenis air laut yang berada di dalam
evaporator. Adapun reaksi kimia yang terjadi ketika air laut di panaskan yaitu:
Ca
(HCO3)2 Ca +
2HCO3
Kemudian, 2HCO3 CO3
+ H2O + CO2
Jika di panaskan pada temperatur ± 80 oC
CO3
+ Ca CaCO3
jika di panaskan pada temperatur lebih dari ± 80 oC
CAO3
+ H2O HCO3 + OH
Kemudian, Mg + 2 OH Mg(OH)2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika air laut dalam
pelat - pelat evaporator dipanaskan di bawah 80 oC akan terbebas
dari endapan Calsium carbonate, walaupun ada endapan tersebut hanya bersifat
sementara yang dapat dengan mudah di hilangkan. Tetapi jika temperatur
pemanasan lebih dari 80 oC maka akan terbentuk endapan keras
Magnesium hydroxide.
Jika larutan dari air laut yang ada di dalam
evaporator lebih dari 96.000 Ppm dapat terbentuk endapan keras calcium sulphate
yang mempunyai sifat sebagai endapan yang bersifat permanen yang membentuk
lapisan tipis yang keras dan melekat pada sisi - sisi pelat sehingga akan
menggangu proses perpindahan panas yang terjadi di dalam evaporator. Adanya
endapan keras yang melekat pada pelat - pelat evaporator berpengaruh terhadap
menurunnya jumlah produksi air tawar yang dihasilkan, karena endapan keras
tersebut akan menghambat terjadi pada pelat evaporator sehingga uap yang
dihasilkan dari proses perpindahan panas jumlahnya akan sedikit yang akhirnya
hasil produksi air tawar pada pesawat bantu Fresh
Water Generator akan menurun.
Untuk menjaga hal tersebut harus dilakukan pengawasan
terhadap pengaturan temperatur aliran air pemanas jangan sampai melebihi
temperatur 80 oC, yaitu dengan cara mengatur katup aliran air
pemanas yang masuk dan yang keluar pada evaporator dapat terkontrol yang
normalnya adalah 2-5 ppm ( part per million) sehingga susunan endapan keras
yang terjadi karena calcium sulphate sifatnya hanya sementara yang dapat dengan
mudah di hilangkan tanpa perawatan yang intensif dan dalam hal pengaturan
temperatur aliran air pemanas kadang berubah-ubah serta dengan adanya pemanasan
tetap akan menimbulkan penumpukan endapan keras yang melekat pada pelat-pelat
evaporator, sehingga disini untuk menghindari terjadinya kerusakan akibat
adanya endapan keras pada pelat-pelat evaporator di lakukan dengan cara
pemberian dosis bahan kimia pada air pengisian dengan menggunakan metode
injeksi dengan pompa elektromagnetik dengan ukuran aliran 10 cm3 / 1
ton atau 10 ml / 1 ton air tawar yang dilakukan dengan cara terus menerus pada
sistem jalur pemasukan ke dalam evaporator dengan cara dimasukkan dalam kondisi
vakum.
Berikut adalah cara mengontrol dan mengurangi endapan
keras pada pelat evaporator:
a.
Pemeriksaan temperatur evaporator pemeriksaaan temperatur evaporator
sangatlah penting dilakukan,untuk tujuan menghindari bahaya dari terbentuknya
endapan keras. Hal inilah yang dapat mengurangi daya serap pemanas, mengurangi
produksi dan mengurangi efisiensi dari Fresh
Water Generator. Oleh sebab itu, dianjurkan pada temperatur evaporator
selalu di periksa secara terus-menerus dengan pengecekan pada thermometer.
b.
Menggunakan tekanan rendah pada Fresh Water Generator Pengoperasian di bawah temperatur 80 oC
dapat mencegah terbentuknya endapan keras (Calcium bicarbonate). Ini adalah
endapan yang bersifat lunak dan mudah dapat di hilangkan dan tidak mempengaruhi
proses perpindahan panas.
c.
Perawatan dengan menggunakan zat kimia secara teratur
(berkelanjutan) Untuk mengendalikan
timbulnya endapan keras pada pelat evaporator dalam pengoperasian Fresh Water Gnenerator secara
berkesinambungan dalam waktu lama, maka sangat diperlukan untuk mengatur jumlah
takaran chemical sodium polyphosphate yang masuk ke dalam air pengisian
evaporator sebanyak 2-5 ppm ( part per million ) untuk memperlambat timbulnya
endapan calcium bicarbonate dan mencegah temperatur evaporator lebih dari 70 oC.
Bahan kimia yang digunakan untuk perawatan Fresh
Water Generator :
1)
Vaptreat treatment Fungsinya
untuk mencegah terjadinya penumpukan endapan keras atau kerak ( scaling ) dan buih yang tinggi di dalam
ruangan Fresh Waer Generator.
Vaptreat treatment ini dimasukkan langsung ke dalam tangki air tawar yang
berukuran 50 liter.
2)
SAF Acid
descaling compound Fungsinya untuk menghilangkan
karat-karat dan endapan keras yang penggunaannya dilakukan pada saat Fresh Water Generator tidak beroperasi.
Cara melakukannya adalah dengan merendam pelat-pelat evaporator dengan larutan
bahan kimia tersebut. pekerjaan ini dilakukanuntuk mencegah
terjadinya kerusakan pesawat bantu Fresh
Water Generator,karena bertambahnya usia dari pesawat bantu tersebut. Maka
dengan melakukan perawatan yang teratur di pastikan tidak akan ada penumpukan
endapan keras yang melekat pada bagian pelat-pelat evaporator sehingga produksi
air tawar pada pesawat bantu Fresh Water
Generator dapat maksimal.
Dalam melakukan perawatan pada pesawat bantu seperti Fresh Water Generator maka harus perlu
melakukan sebuah strategi perawatan agar menjaga pesawat bantu tersebut dapat
bekerja dengan maksimal dan juga bekerja dengan baik.
Strategi dalam
melakukan perawatan :
a.
Strategi
perawatan umum Pesawat bantu Fresh Water generator harus dapat
beroperasi secara optimal agar dapat menghasilkan air tawar secara maksimal,
walaupun telah diketahui bahwa media utama pemasukan yang digunakan adalah air
laut yang dapat menimbulkan kerusakan, akan tetapi masalah tersebut dapat di
hindari dengan melakukan menajemen perawatan. adapun menurut NSOS,
Management perawatan dan perbaikan, bahwa perawatan dapat di klasifikasikan
dalam bentuk-bentuk sebagaimana terlihat dalam gambar 4.1 :
Gambar 4.1 Diagram Alur Strategi Perawatan ( NSOS : 16 )
1)
Perawatan insidentil terhadap perawatan berencana. Perawatan insidentil artinya membiarkan
pesawat bekerja sampai rusak. Cara perawatan ini adalah dengan terus
menggunakan pesawat tersebut hingga pesawat tidak lagi dapat berfungsi, ini
merupakan cara agar kapal tidak tidak sering menganggur. Maka kita harus menyediakan kapasitas yang berlebihan untuk dapat
menampung kapasitas fungsi-fungsi yang krisis, yang sangat mahal, maka beberapa
tipe sistem diharapkan dapat memperkecil kerusakan dan beban kerja. Pada
umumnya modal operasi ini sangat mahal oleh karena itu beberapa sistem
perencanaan diterapkan dengan mempergunakan sistem perawatan berencana, maka
tujuannya adalah memperkecil kerusakan dan beban kerja dari suatu pekerjaan
perawatan yang diperlukan.
2)
Perawatan pencegahan terhadap perawatan perbaikan. Dengan perawatan pencegahan kita mencoba
untuk mencegah terjadinya kerusakan dalam tahap ini. Ini berarti bahwa kita
harus menggunakan metode tertentu untuk menyelusuri perkembangan yang terjadi. perbedaan antara bentuk perawatan
pencegahan dan perawatan insidentil yang di urai di atas adalah bahwa kita
telah membuat suatu pilihan secara sadar dengan membiarkan adanya kerusakan
atau mendekati kerusakan berdasarkan evaluasi biaya yang sering dilakukan serta
adanya masalah-masalah yan ditemukan.
3)
Perawatan periodik terhadap pemantauan kondisi. Perawatan pencegahan yang biasa terjadi
pad Fresh Water Generator yaitu
dengan aturan-aturan penyetelan maupun pergantian-pergantian suku cadang dengan
yang baru serta pemeriksaan-pemeriksaan pada kondisi alat-alat tertentu dari Fresh Water Generator. Jangka waktu inspeksi demikian biasanya
didasarkan atas jam kerja ( running hours
) Fresh Water Generator atau waktu
kalender. Adapun tujuan dari semua itu adalah untuk menemukan kerbali informasi
tentang kondisi dan perkembangannya, sehingga tindakan korektif dapat di ambil
sebelum terjadi kerusakan.
4)
Pengukuran secara terus-menerus terhadap pengukuran
periodik. Yaitu suatu usaha
pelaksanaan pemantauan terhadap kondisi dari alat-alat tertentu pada Fresh Water Generator, pemantauan
kondisi dilakukan baik ddengan pengukuran yang terus-menerus maupun dengan
pengecekan kondisi secara periodik. Penerapan pengukuran terus-menerus dapat
disamakan dengan penggunaan sistem proses alarm. Adapun maksud dan tujuan pokok
dari pengukuran secara periodik ini adalah untuk memberikan pengamanan kepada safety device yang terdapat pada Fresh Water Generator agar dapat
memberikan pengamanan yang maksimal terhadap pesawat bantu tersebut.
b. Strategi perawatan kapal
1)
Pengukuran berkala Yaitu
suatu usaha yang dilakukan untuk memberikan pengamanan yang cukup atas
terjadinya suatu kerusakan yang terus bertambah atau terjadi pengunduran
kondisi.
2)
Perencanaan Pekerjaan perawatan harus direncanakan
sejauh mungkin dengan mempertimbangkan keterbatasan pengoperasian.
3)
Pelaksanaan pekerjaan Laksanakan pekerjaan sesuai dengan perawatan rutin. Kumpulkan
alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum melakukan pekerjaan
perawatan.
4)
Pencatatan / pelaporan Semua pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dicatat dan
dilaporkan. Pengamatan serta pencatatan khusus yang berhubungan dengan
pekerjaan akan berguna sebagai data masukan perawatan di masa yang akan datang.
5)
Analisa Maksud
pencatatan-pencatatan adalah untuk memungkinkan dilakukannya analisa dalam
upaya meningkatkan perencanaan di masa yang akan datang.
Gambar 4.2 Blok diagram perawatan di kapal.
6)
Dari siklus diatas dapat disimpulkan bahwa pencatatan
adalah cara yang baik untuk dilakukan analisa dan evaluasi terhadap perawatan
yang dilakukan. Pencatatan sendiri bertujuan untuk meningkatkan perencanaan
perawatan di masa yang akan datang dengan membandingkan apa yang sudah
dilakukan di masa kini dikarenakan awak kapal selalu bergantian. Berikut bisa
dilihat pada tabel 4.2 salah satu contoh daftar dan rencana perawatan yang ada
di kapal berupa tabel.
Tabel 4.2 Daftar dan rencana perawatan di atas kapal.
KOMPONEN
|
WAKTU
PENGOPERASIAN
|
TINDAKAN
|
Bagian evsporator
|
Jika diperlukan
|
Bersihkan
|
Bagian kondensor
|
Jika diperlukan
|
Bersihkan
|
Separator kapal dengan anoda
|
2000 jam
|
Lihat buku panduan separator
|
Ejektor / pompa pendingin air
dengan motor
|
8000 jam
|
- Megger test pompa
- Bersihkan pompa
- Check seal ring dan impeller
|
Pompa air tawar dengan motor
|
8000 jam
|
- Megger test pompa
- Bersihkan pompa
- Check seal ring dan impeller
|
Brine ejector
|
8000 jam
|
Ukur nozzle dan difussor, bandingkan dengan pengukuran di
spesifikasi tekhnik.
|
Katup pengukur tekanan
|
4000 jam
|
Lepas dan periksa kerusakan
|
Demister
|
8000 jam
|
Bersihkan
|
Manometer
|
8000 jam
|
Atur dengan alat pengatur
|
3. Penurunan
tingkat kevakuman yang disebabkan karena adanya kebocoran rubber seal separator vessel pada sistem Fresh Water Generator.
Hal ini di karenakan pada saat mengganti rubber seal
( packing karet ) pada tutup depan Fresh
Water Generator, sisa-sisa lem dan sisa-sisa serpihan rubber seal yang lama
tidak dibersihkan dengan baik sehingga dapat mengganjal pemasangan rubber seal
yang baru dan menyebabkan rongga sehingga terjadi kebocoran pada sistem air
laut. Kebocoran pada sistem air laut ini dapat menyebabkan turunnya
produktivitas air tawar karena kurangnya tingkat kevakuman. Fresh Water Generator normalnya dapat
menghasilkan air tawar sekitar 15-20 ton setiap harinya.
Dengan adanya kebocoran maka kondisi vakum pada
sistem tidak tercapai. Bila kondisi vakum pada sistem tidak memenuhi syarat
(90% - 93%) maka air tawar yang di produksi akan mengalami penurunan yang
disebabkan suhu didih air pengisian akan meningkat sehingga proses penguapan
akan berjalan lebih lambat. Suhu didih air laut pengisian yang ideal pada
evaporator antara 45 oC sampai dengan 60 oC karena pada
suhu tersebut garam-garam yang terlarut belum mencapai titik jenuh, sehingga
resiko pengendapan relatif lebih kecil. Oleh karena itu kondisi vakum pada
sistem harus di pertahankan sehingga air laut menguap pada suhu 60 oC.
Bila vakum pada sistem mengalami kenaikan maka suhu didih air laut pengisisan
akan meningkat juga, sehingga menguap pada suhu diatas 60 oC. Bila
suhu didih air laut pengisian meningkat antara 60 oC sampai dengan
100 oC maka garam- garam terlarut akan mencapai titik jenuh sehingga
garam-garam tersebut mudah mengendap dan menimbulkan kerak ( scale ) dan untuk menghasilkan kondisi
vakum yang sempurna atau sesuai dengan ketentuan yang di syaratkan, perlu di
perhatikan bagian-bagian yang mempengaruhi yaitu salah satunya adalah kondisi
rubber
C.
ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan fakta-fakta dan kejadian-kejadian yang
telah di analisa oleh penulis, maka diketahui bahwa kendala yang terjadi pada
pesawat bantu Fresh Water Generator
di kapal MV. DEWI LAKSMI disebabkan oleh dua hal yaitu ; adanya endapan keras
sisa-sisa penguapan air laut pada pelat evaporator, dan tidak dilakukannya
perawatan Fresh Water Generator
dengan baik dan benar. Sehubungan dengan kendala yang ditemukan pada pesawat
bantu Fresh Water Generator maka
perlu di uraikan beberapa alternatif pemecahan masalah.
1.
Rendahnya
tekanan air laut dari pompa ejektor.
Dimana alternatif pemecahan masalah adalah sebagai
berikut:
a.
Motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi gerak. Untuk itu perlu diadakan megger-test, memeriksa gerekan
pada body, memeriksa ball bearing, serta suara yang tidak
normal. Pemeriksa tersebut tersebut dapat dilaksanakan 8000 jam atau bila mana
perlu.
b.
Pada pompa hal-hal yang harus di periksa adalah untuk
mengukur seal ring dan impeller. Selain itu harus memeriksa
kondisi mechanical shaft seal,gland packing bushing, serta poros ( shaft ). Poros motor dengan poros pompa
yang dihubungkan, dengan copling harus diukur kelurusannya dengan cermat,
karena bila tidak lurus maka akan timbul gerakan yang akan dapat merusak
pompa.pemeriksa tersebut dilaksanakan setiap 8000 jam atau bilamana perlu. Bila
melaksanakan overhaul dan diperlukan penggantian suku cadang, maka hendaknya suku
cadang yang di pakai adalah suku cadang original agar terjamin kualitasnya
serta cara pemasangannya yang benar.
c.
Pipa-pipa pada sambungan flens Apabila terdapat
kebocoran pada pipa maka dapat dilakukan pengelasan, tetapi bila kondisi pipa
terlalu tipis maka pipa tersebut harus diganti dengan pipa yang baru. Pipa yang
di instal, khusus untuk pipa saluran air laut hendaknya berkualitas tinggi
mengingat sifat air laut yang korosif. Maka dari itu cara mengurangi pengaruh
dari serangan korosi harus diambil langkah pencegahan karat sekaligus
penaggulangan serangan erosi, misalnya melapisi permukaan metal dengan logam
yang tahan anti karat sekaligus tahan erosi, atau keseluruhan metal tersebut
terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi misalnya stainless steel.
Sambungan antara flens juga harus juga harus diperhatikan karena gasket juga
harus sesuai. Gasket yang sesuai untuk air laut adalah gasket yang terbuat dari
karet ( rubber gasket ).
Untuk mencegah dan melindungi metal dari korosi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain :
1)
Prinsip perbaikan lingkungan yang korosif Perlindungan
ini dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan cara pengoperasian marine growth protection system yang
benar dan tepat. Prinsip perlindungan ini yaitu mencegah pengendapan dan
pertumbuhan organisme yang ada di dalam air laut dengan jalan mensterill air
laut dengan sodium hypoclorie yang dihasilkan dari proses elektrolisis air
laut. Proses elektrolisis air laut terjadi didalam electroda cassete yang di
dalamnya terdapat anoda yang menghasilkan chlorine sedangkan katoda
menghasilkan coustic soda, yang kemudian dua larutan tersebut bereaksi
menghasilkan sodium hypochlorite. Sodium hypochlorite akan diinjeksikan melalui
nozzle pada masing-masing sea chest dengan dosis tertentu untuk dicampur dengan
air laut yang akan dipakai sebagai media pendingin di kapal. Sodium
hypochlorite yang di produksi dari hasil elektrolisis air laut bergantung pada arus yang disuplai pada anoda
dan katoda. Pengaturan arus ini akan beresiko jika arus terlalu kecil akan
menyebabkan sistem tidak dapat terlindungi dengan baik, tetapi sebaliknya jika
arus terlalu besar maka akan menyebabkan "over protection" dan
mengakibatkan kerusakan pada pipa dan rumah pompa.
2)
Prinsip perlindungan permukaan Proses pelapisan
permukaan metal dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
a. Pelapisan dengan cat ( pelapisan
organik )
b. Pelapisan dengan metal coating, overlay dan
clodding
c. Pelapisan secara anorganik
d. Pelapisan dengan cara pembalutan ( wrapping )
3)
Prinsip perlindungan katodik dan anodik Perlindungan ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara, misalnya dengan memasang zink anode pada main filter. Dengan
memasang zink anode, maka zink anode akan di korbankan dimana merupakan
sebatang metal murni seperti zink atau aluminium. Anode pada umumnya dipasang
dengan pengelasan atau diikat dengan baut pada metal yang akan dilindungi.
Pemasangan yang baik dan kuat antara anode dengan metal yang sangat diperlukan.
Untuk itu pemasangan pengelasan lebih diutamakan, karena zink anode melepaskan
elektron-elektron kepada metal yang dipasangi sehingga tidak terjadi pelepasan
elektron pada metal yang lunak dan korosif. Jenis anode yaitu zink anode dan
aluminium anode.
d.
Saringan pompa ejektor, saringan ini harus dibersikan
terutama bilamana kapal sering memasuki alur pelayaran yang airnya kotor. Bila
lubang-lubang pada saringan terlalu besar atau membesar karena korosi, maka
saringan harus diganti agar kotoran tidak ikut terhisap oleh pompa ejektor.
2. Adanya endapan garam pada pelat evaporator.
Setelah didapatkan alternatif pemecahan masalah
secara material maka dalam hal sistem operasional alternatif pemecahan masalah
yang di dapat untuk menghilangkan endapan keras yang melekat pada pelat-pelat
evaporator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.
Dengan cara memasukkan larutan bahan kimia sodium
polyphospate (Vaptreat) yang dilarutkan dengan air tawar di dalam chemical drum dan di pompa menggunakan dozzing pump ke dalam sistem evaporasi
pada pesawat Fresh water generator
sehingga dapat mengurangi kadar garam pada air laut dengan demikian endapan
garam pada pelat evaporator dapat berkurang.
b.
Perawatan dengan cara mekanik yaitu dengan cara
membongkar Fresh Water Generator dan mengeluarkan pelat evaporator dan
kondensor kemudian merendam di cairan (descalex)
selama 24 jam setelah itu di bersihkan dengan cara di sikat menggunakan sikat
aluminium dan setelah bersih semprot menggunakan air tawar.
3. Penurunan tingkat kevakuman yang disebabkan
karena adanya kebocoran pada rubber seal.
Dimana alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
a.
Menggantikan penggantian rubber seal yang baru (renew) Dengan mencegah kebocoran pada sistem air laut maka akan
memperkecil kemungkinan pesawat bantu Fresh
Water Generator beroperasi secara tidak optimal. Pencegahan dapat dilakukan
dengan melakukan perawatan sesuai jadwal yang telah diatur dan dilakukan
pemeriksaan terhadap komponen-komponen yang berhubungan dengan sistem air laut
pada pesawat bantu Fresh Water generator
seperti, rubber seal, dimana harus dilakukan penggantian suku cadang (sparepart) yang baru jika sudah
mengalami kerusakan yang cukup parah. Cara penggantian juga harus diperhatikan
dimana sisa-sisa lem dan sisa-sisa serpihan rubber seal yang lama harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga dalam pemasangan rubber seal yang baru
dapat dilakukan secara sempurna yaitu tidak adanya rongga yang dapat
menyebabkan kebocoran.
b.
Melakukan rekondisi Perbaikan
dengan merekondisi komponen yang lama yaitu membuka komponen yang akan
direkondisi kemudian dibersihkan, setelah itu bisa diteliti apakah masih bisa
direkondisi atau tidak.Bila masih bisa direkondisi, dapat dilakukan
perekondisian terhadap komponen tersebut.
- EVALUASI
TERHADAP ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH.
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang
didapatkan dan di terangkan di atas, maka di dapatkan evaluasi alternatif
pemecahan masalah untuk mendapatkan jawaban dan solusi yang lebih tepat di
dalam membuat keputusan dalam melakukan pekerjaan. Dengan ini diambil beberapa
pemecahan masalah yang menyebabkan menurunnya jumlah produksi air tawar pada
pesawat bantu Fresh Water Generator yang
diakibatkan.
1. Tersumbatnya saringan pompa ejektor.
Dengan dilakukannya perawatan yang sesuai dengan
peraturan yang ada dan melakukan pengecekan secra berkala akan dapat
memperkecil resiko penyumbatan yang akan terjadi pada pompa ejektor yang akan
mengakibatakan tidak tercapainya tingkat kevakuman.
Adapun prosedurnya adalah :
a.
Buka kran isapan High
sea chest.
b.
Buka kran Inlet dan
outlet saringan.
c.
Tutup kran inlet dan
outlet saringan low sea chest.
d.
Buka mur dan baut pada saringan low sea chest.
e.
Buka tutup saringan dan angkat menggunakan chain block.
f.
Bersihkan saringan dari kotoran-kotoran kemudian sikat menggunakan wire brush.
g.
Setelah semua kotoran dibuang semprot dengan air tawar.
h.
Angkat tutup saringan menggunakan chain block dan tutup
kembali.
i.
Kencangkan mur
dan baut pada tutup saringan.
j.
Buka kran Inlet pada
saringan.
k.
Buka baut venting,
setelah tidak ada udara tutup kembali dan kencangkan.
l.
Buka kran outlet pada saringan low sea
chest.
m.
Cek tekanan air laut pada pompa ejektor.
Alternatif pencegahan :
Dengan cara rutin mengecek pressure gauge dan vaccum
gauge agar bisa terdeteksi terus akan kelancaran aliran air laut serta
rutin membersihkan saringan pompa.
Kelebihan dari hal di atas :
a.
Dengan adanya perawatan pada saringan pompa ejektor,
maka tekanan air laut akan normal dan kemungkinan pompa ejektor mengalami
penyumbatan sangat kecil bila perawatan dilakukan secara teratur.
b.
Dengan adanya proses perawatan pada pompa dan bagian
pendukungnya seperti pompa, motor listrik dan alat pendukung lainnya, maka akan
dapat menghindari kerusakan dini pada pompa ejektor yang dapat mengakibatkan
gannguan operasianal fresh water generator.
Kerugian dari hal diatas :
a.
Perawatan yang dilakukan pada saringan pompa ejektor
serta peralatan pendukungnya akan memakan waktu yang lama,dan bau yang kurang
sedap di kamar mesin.
b.
membutuhkan crew mesin yang banyak karena harus
dilakukan banyak orang mengingat tutup dan saringan pompa yang berat.
2. Adanya endapan garam pada pelat evaporator.
a. Perawatan dengan menggunakan bahan
kimia. Yaitu metode perawatan untuk
menghilangkan endapan keras yang melekat pada pelat-pelat evaporator dengan
menggunakan bahan kimia, sehingga endapan keras yang melekat pada pelat-pelat
evaporator sifatnya lunak dan dapat dengan mudah di hilangkan dari permukaan
pelat-pelat tersebut setelah dibilas dengan air bertekanan. Perawatan dengan
cara ini lebih mudah dilakukan karena perawatannya cukup dengan menambahkan
larutan kimia pada bagian evaporator.Perawatan dengan menggunakan bahan kimia
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1)
Dengan cara disikat. Pembersihan dilakukan dengan cara menyikat dengan menggunakan sikat
atau brush pada bagian pelat-pelat evaporator yang terkena endapan keras,
dimana sikat atau brush ini dicelupkan pada campuran bahan kimia dengan air
tawar terlebih dahulu kemudian dilakukan pembersihan pada pelat-pelat evaporator tersebut.
2)
Dengan cara di rendam. Dimana bahan kimia dicampur dengan air tawar di dalam sebuah drum
kemudian pelat-pelat evaporator dimasukkan ke dalam drum tersebut sampai semua
permukaannya terendam oleh campuran bahan kimia dan air tawar, lama perendaman
tergantung dari ketebalan endapan keras yang menempel pada pelat-pelat
evaporator, tapi untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna perendaman selama
24 jam.
Alternatif Pencegahan :
Dengan cara memberikan bahan kimia cair soodium
polyphosphate (Vaptreat) secara
teratur maka akan mengurangi pengendapan kadar garam pada pelat evaporator.
Kelebihan dari hal di atas :
a.
Perawatan dengan cara ini lebih mudah dilakukan karena
perawatannya cukup dengan menambahkan larutan kimia pada bagian evaporator.
b.
Proses ini akan lebih efektif karena endapan keras yang
menempel pada pelat dapat menjadi lunak, karena terjadi proses penguraian
secara kimia.
c.
Dengan perawatan ini resiko terjadinya kerusakan dapat
dicegah sekecil mungkin sehingga lebih aman dilakukan.
Kerugian dari hal diatas :
a.
Perawatan ini memerlukan biaya yang lebih besar karena
harus membeli bahan kimia yang akan digunakan untuk perawatan tersebut.
b.
Perawatan dengan cara mekanik Cara kedua untuk
menghilangkan endapan keras yang melekat pada pelat-pelat evaporator, yaitu
dengan cara mekanik yaitu metode perawatan untuk menghilangkan endapan keras
yang keras yang melekat pada pelat-pelat evaporator yang dapat menghambat
proses perpindahan panas karena terhalang oleh lapisan tipis yang terbentuk
dari endapan kadar garam sehingga hasil air laut yang diuapkan akan sedikit.
Untuk itu diperlukan perawatan untuk menghilangkan endapan keras tersebut yang
salah satunya dengan cara mekanik yaitu dengan melakukan pembersihan pada
bagian-bagian pelat-pelat evaporator yang terkena endapan keras dengan
menggunakan alat sebagai berikut :
1)
Menggunakan scrapper. Dimana pembersihan dilakukan dengan
menggunakan sebuah scrapper yaitu dengan cara mengerok ataupun memukul-mukulkan
scrapper pada bagian endapan keras
yang melekat pada pelat-pelat evaporator. Kelebihan pekerjaan ini adalah dimana
endapan keras yang melekat pada pelat-pelat evaporator dapat hilang karena
terkikis scrapper, tetapi kelemahan
dari pekerjaan ini adalah bahaya resiko kerusakan lebih besar karena apabila
terlalu kencang dalam melakukukan pengerokan dapat menggores pelat-pelat
evaporator ataupun merusak gasket pada pelat evaporator.
Kelebihan dari hal diatas :
Dapat menghemat biaya perawatan di karenakan jika
dirawat dengan benar maka akan dapat memperlama jam kerjanya sehingga akan
menekan biaya untuk membeli suku cadang.
Kekurangan dari hal diatas :
a). Memerlukan banyak waktu dalam melakukan pengerjaan
perawatan.
b). Dapat menyebabkan kerusakan pelat-pelat evaporator maupun gasket bila
dalam pengerjaannya tidak hati-hati.
3. Terjadi kebocoran pada rubber
seal.
a). Melakukan penggantian rubber seal yang baru ( rubber seal )
Dengan mencegah kebocoran pada sistem air laut maka
akan memperkecil kemungkinan pesawat bantu Fresh
Water Generator beroperasi secara tidak optimal. Pencegahan dapat dilakukan
dengan melakukan perawatan sesuai jadwal yang telah diatur dan dilakukan
pemeriksaan beroperasi secara tidak
optimal. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan perawatan sesuai jadwal
yang telah diatur dan dilakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen yang
berhubungan dengan sistem air laut pada pesawat bantu Fresh Water Generator seperti rubber seal, dimana harus dilakukan
penggantian suku cadang (sparepart)
yang baru jika sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Cara penggantian
juga harus diperhatikan dimana sisa-sisa lem dan sisa-sisa serpihan rubber seal
yang lama harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga dalam pemasangan rubber
seal yang lama harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga dalam pemasangan
rubber seal yang baru dapat dilakukan secara sempurna yaitu tidak adanya rongga
yang dapat menyebabkan kebocoran.
Alternatif Pencegahan :
Dengan lebih berhati-hati dalam pemasangan instalasi
pesawat Fresh Water Generator dan
menggunakan kalibrasi yang tepat pada saat pemasangan.
Kelebihan dari hal diatas adalah :
1). Dengan mencegah kebocoran pada sistem air laut
akan memperkecil kemungkinan permesinan Fresh
Water Generator beroperasi secara tidak optimal dan dapat menekan
pengeluaran yang tidak perlu.
2). Akan
membuat Fresh Water Generator menjadi
tahan lama bila dilakukan perawatan yang benar.
Kekurangan dari hal diatas adalah :
Akan membutuhkan waktu yang relatif lama, karena untuk
mendeteksi kebocoran dibutuhkan proses dan prosedur yang telah ditetapkan dalam
buku manual (Instruction manual book).
b. Melakukan rekondisi
Perbaikan dengan merekondisi komponen yang lama yaitu
membuka komponen yang akan direkondisi kemudian dibersihkan, setelah itu bisa
diteliti apakah masih direkondisi atau tidak. Bila masih bisa direkondisi,
dapat dilakukan perekondisian terhadap komponen tersebut.
Alternatif Pencegahan :
Dengan cara melakukan kalibrasi yang presisi sehingga
tidak merusak pelat evaporator dan kondensor, ataupun mencegah terjadinya
kebocoran.
Kelebihan dari hal diatas :
1). Penggantian komponen dapat dilakukan dengan
cepat jika tidak ada suku cadang (sparepart) yang baru.
2). Dapat menghemat biaya perawatan.
Kekurangan dari hal diatas :
Penggantian komponen tidak efektif dimana
sewaktu-waktu dapat menyebabkan kebocoran kembali.
E. PEMECAHAN MASALAH
Dari evaluasi pemecahan masalah tersebut diatas maka
penulis menyimpulkan pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Dengan dilakukannya perawatan yang sesuai dengan
peraturan yang ada dan melakukan pengecekan secara berkala akan dapat
memperkecil resiko penyumbatan yang akan terjadi pada pompa ejektor yang akan
mengakibatkan tidak tercapainya tingkat kevakuman.
Adapun prosedurnya adalah :
a). Buka kran hisapan high sea chest.
b) Buka kran inlet
dan outlet saringan.
c). Tutup kran inlet
dan outlet saringan low sea chest.
d). Buka mur dan baut pada saringan low sea chest.
e). Buka tutup saringan dan angkat menggunakan chain block.
f). Bersihkan saringan dari kotoran kemudian sikat
menggunakan wire brush.
g). Setelah semua kotoran dibuang semprot dengan air
tawar.
h). Angkat tutup saringan menggunakan chain block dan tutup kembali.
i). Kencangkan mur dan baut pada tutup saringan.
j). Buka kran inlet
pada saringan.
k). Buka baut venting,
setalh tidak ada udara tutup kembali dan kencangkan.
l). Buka kran outlet
pada saringan low sea chest.
m). Cek tekanan air laut pada pompa ejektor.
2. Dengan
adanya endapan garam pada pelat-pelat evaporator maka solusi yang tepat adalah
melakukan perawatan sebagai berikut :
a) Perawatan dengan menggunakan bahan kimia.
Yaitu metode perawatan untuk menghilangkan endapan
keras yang melekat pada pelat-pelat evaporator dengan menggunakan bahan kimia,
sehingga endapan keras yang melekat pada pelat-pelat evaporator sifatnya
menjadi lunak dan dapat dengan mudah dihilangkan dari permukaan pelat-pelat
tersebut setelah itu dibilas dengan air bertekanan. Perawatan dengan cara ini
lebih mudah dilakukan karena perawatannya cukup dengan menambahkan larutan
kimia pada bagian evaporator. Perawatan dengan menggunakan bahan kimia ini
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a.
Dengan cara disikat. Pembersihan dilakukan dengan cara menyikat dengan menggunakan sikat
atau brush pada bagian pelat-pelat
yang terkena endapa keras, dimana sikat atau brush ini dicelupkan pada campuran bahan kimia dengan air tawar
terlebih dahulu kemudian dilakukan pembersihan pada endapan keras pada
pelat-pelat evaporator tersebut.
b.
Dengan cara direndam. Dimana bahan kimia dicampur dengan air tawar di dalam sebuah drum
kemudian pelat-pelat evaporator dimasukkan ke dalam drum tersebut sampai semua
permukaannya terendam oleh campuran bahan kimia dan air tawar, lama perendaman
tergantung dari ketebalan endapan keras yang menempel pada pelat-pelat
evaporator, tapi untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna perendaman selama
24 jam.
b) Perawatan
dengan cara mekanik
Cara kedua untuk menghilangkan endapan keras yang
melekat pada pelat-pelat evaporator, yaitu dengan cara mekanik yaitu metode
perawatan untuk menghilangkan endapan keras yang keras yang melekat pada
pelat-pelat evaporator yang dapat menghambat proses perpindahan panas karena
terhalang oleh lapisan tipis yang terbentuk dari endapan kadar garam sehingga
hasil air laut yang diuapkan akan sedikit. Untuk itu diperlukan perawatan untuk
menghilangkan endapan keras tersebut yang salah satunya dengan cara mekanik
yaitu dengan melakukan pembersihan pada bagian-bagian pelat-pelat evaporator
yang terkena endapan keras dengan menggunakan alat sebagai berikut :
Ø
Menggunakan scrapper.
Dimana pembersihan dilakukan dengan menggunakan sebuah
scrapper yaitu dengan cara mengerok ataupun memukul-mukulkan scrapper pada bagian endapan keras yang
melekat pada pelat-pelat evaporator. Kelebihan pekerjaan ini adalah dimana
endapan keras yang melekat pada pelat-pelat evaporator dapat hilang karena
terkikis scrapper, tetapi kelemahan
dari pekerjaan ini adalah bahaya resiko kerusakan lebih besar karena apabila
terlalu kencang dalam melakukukan pengerokan dapat menggores pelat-pelat
evaporator ataupun merusak gasket pada pelat evaporator.
3. Perawatan dan perawatan dan pemeriksaan yang harus
diperhatikan pada rubber seal sehingga
kebocoran yang menyebabkan tidak tercapainya produksi air tawar dapat di
hindari adalah sebagai berikut :
a). Melakukan penggantian rubber seal yang baru ( rubber seal )
Dengan mencegah kebocoran pada sistem air laut maka
akan memperkecil kemungkinan pesawat bantu Fresh
Water Generator beroperasi secara tidak optimal. Pencegahan dapat dilakukan
dengan melakukan perawatan sesuai jadwal yang telah diatur dan dilakukan
pemeriksaan beroperasi secara tidak
optimal. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan perawatan sesuai jadwal
yang telah diatur dan dilakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen yang
berhubungan dengan sistem air laut pada pesawat bantu Fresh Water Generator seperti rubber seal, dimana harus dilakukan
penggantian suku cadang (sparepart)
yang baru jika sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Cara penggantian
juga harus diperhatikan dimana sisa-sisa lem dan sisa-sisa serpihan rubber seal
yang lama harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga dalam pemasangan rubber
seal yang lama harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga dalam pemasangan
rubber seal yang baru dapat dilakukan secara sempurna yaitu tidak adanya rongga
yang dapat menyebabkan kebocoran.
b. Melakukan rekondisi
Perbaikan dengan merekondisi komponen yang lama yaitu
membuka komponen yang akan direkondisi kemudian dibersihkan, setelah itu bisa
diteliti apakah masih direkondisi atau tidak. Bila masih bisa direkondisi,
dapat dilakukan perekondisian terhadap komponen tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari masalah – masalah yang
terjadi di MV. DEWI LAKSMI terhadap pesawat bantu Fresh Water Generator beserta analisis, alternative, dan evaluasi,
maka penulis akan memberikan kesimpulan mengenai permasalahan yang dibahas di
dalam skripsi ini.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada pesawat
bantu Fresh Water Generator adalah
sebagai berikut :
1.
Kurangnya perawatan dan pemeriksaan terhadap saringan
pada pompa ejektor sehingga menyebabkan terjadinya penyumbatan yang
mengakibatkan turunnya tekanan air laut sehingga tidak tercapai tingkat
kevakuman.
2.
Menurunnya jumlah produksi air tawar akibat adanya
endapan garam pada pelat evaporator. Dimana dalam hal ini produksi air tawar
yang seharusnya terpenuhi untuk akomodasi dan keperluan dari permesinan itu
sendiri menjadi terganggu.
3.
Kurangnya perawatan dan pemeriksaan terhadap rubber seal separator vessel sehingga
menyebabkan terjadinya kebocoran pada pesawat bantu Fresh Water Generator yang berdampak pada tercapainya produksi air
tawar.
- SARAN
Dari kesimpulan tersebut diatas penulis menyarankan agar dilakukan hal-: hal
berikut :
1.
Agar terjadi
tekanan air laut yang optimal dari pompa ejektor maka dilakukan
perawatan-perawatan sebagai berikut :
a.
Motor listrik
Motor listrik berfungsi untuk merubah energy listrik menjadi energi
gerak. Untuk itu perlu diadakan megger – test, memeriksa pada body, memeriksa ball bearing, serta suara yang tidak normal. Pemeriksa tersebut
dapat dilaksanakan 8000 jam atau bila perlu.
- Pompa
Pada pompa hal-hal yang harus diperiksa diantaranya adalah untuk mengukur
seal ring, gland packing bushing, serta poros ( shaft ). Shaft motor
dengan shaft pompa yang dihubungkan,
dengan coupling harus diukur
kelurusannya dengan cermat, karena bila tidak lurus maka akan timbul gerakan
yang akan dapat merusak pompa. Pemeriksa tersebut dilaksanakan overhaul yang
dan diperlukan penggantian suku cadang, maka hendaknya suku cadang yang di
pakai adalah suku cadang original agar terjamin kualitasnya serta cara pemasangannya
harus benar.
- Pipa-pipa sambungan flens.
Apabila terdapat kebocoran pada pipa maka dapat dilakukan pengelasan,
tetapi bila kondisi pipa sudah terlalu tipis maka pipa tersebut harus diganti
dengan pipa yang baru. Pipa yang diinstal, khusus untuk pipa saluran air laut
hendaknya berkualitas tinggi mengingat sifat air laut yang korosif. Maka dari
itu cara mengurangi pengaruh dari serangan korosi harus diambil langkah
pencegahan karat sekaligus penanggulangan serangan erosi, misalnya melapisi
permukaan metal dengan logam yang tahan karat sekaligus tahan erosi, atau
keseluruhan metal tersebut terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi
misalnya stainless steel. Sambungan
antara flens juga harus di perhatikan
karena gasket juga harus sesuai. Gasket yang sesuai untuk air laut adalah
gasket yang terbuat dari karet ( rubber gasket ).
- Saringan pompa ejektor.
Saringan ini harus dibersihkan terutama bilamana kapal sering memasuki
alur pelayaran yang airnya kotor. Bila lubang-lubang pada saringan terlalu
besar atau membesar karena korosi, maka saringan harus diganti agar kotoran
tidak ikut terhisap pompa ejektor.
2. Agar
endapan garam berkurang dan optimalnya produksi air tawar maka dilakukan
perawatan sebagai berikut :
a. Perawatan dengan menggunakan bahan kimia.
Dengan
cara memasukkan larutan bahan kimia sodium polyphosphate
( vaptreat ) yang dilarutkan
dengan air tawar di dalam chemical drum dan
di pompa menggunakan dozzing pump ke
dalam sistem evaporasi pada pesawat Fresh
Water Generator sehingga dapat mengurangi kadar garam pada air laut dengan
demikian endapan garam pada pelat evaporator
dapa berkurang.
b. Perawatan dengan cara mekanik.
Dengan
cara membongkar Fresh Water Generator dan
mengeluarkan pelat evaporator dan
kondensor kemudian merendamnya di dalam cairan kimia ( descalex ) selama 24 jam setelah itu di bersihkan dengan cara di
sikat menggunakan sikat alumunium dan setelah bersih semprot menggunakan air
tawar.
3. Agar tercapai tingkat
kevakuman pada Fresh Water Generator maka
dilakukan perawatan, apabila tingkat kevakuman tidak tercapai karena terjadi
kebocoran yang di akibatkan karena kerusakan pada rubber seal maka dapat tindakan perawatan sebagai berikut :
a. Melakukan penggantian rubber seal yang baru ( renew ).
Dengan mencegah kebocoran pada
system air laut maka akan memperkecil kemungkinan pesawat bantu Fresh Water Generator beroperasi secara
tidak optimal. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan perawatan sesuai
jadwal yang telah diatur dan dilakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen
yang berhubungan dengan sistem air laut pada pesawat bantu Fresh Water Generator seperti rubber
seal, dimana harus dilakukan penggantian suku cadang (spare part) yang baru jika sudah mengalami kerusakan yang cukup
parah. Cara penggantian juga harus di perhatikan dimana sisa-sisa lem dan
sisa-sisa serpihan rubber seal yang
lama harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga dalam pemasangan rubber seal yang baru dapat dilakukan
secara sempurna yaitu tidak adanya rongga yang dapat menyebabkan kebocoran.
b.
Melakukan rekondisi.
Perbaikan
dengan merekondisi komponen yang lama yaitu membuka komponen yang akan
direkondisi kemudian dibersihkan, setelah itu bisa diteliti apakah masih bisa
direkondisi atau tidak. Bila masih bias direkondisi, dapat dilakukan
perekondisian terhadap komponen tersebut.
Mas bisa dishare untuk manual booknya, baik perawatan maupunu part catalog? terimkasih
BalasHapus